Pakistan Bakal Pakai Surplus Listrik untuk Mining Bitcoin

Pemerintah Pakistan berencana mengalokasikan kelebihan pasokan listrik dari jaringan nasional untuk kegiatan mining Bitcoin (BTC) dan pengoperasian pusat data kecerdasan buatan (AI). Inisiatif ini disampaikan oleh Dewan Kripto Pakistan bersama penasihat Kementerian Keuangan, Bilal Bin Saqib.

Menurut laporan Reuters pada Rabu (9/4/2025), langkah ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk mengatasi inefisiensi struktural di sektor energi, sekaligus memperkuat posisi Pakistan dalam adopsi teknologi masa depan.

Sektor energi Pakistan sendiri selama ini mengalami volatilitas akibat tarif listrik yang tinggi dan kelebihan kapasitas produksi. Meningkatnya penggunaan panel surya oleh konsumen untuk menghemat biaya juga turut mengganggu proyeksi permintaan listrik dari jaringan nasional dan menurunkan konsumsi industri.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mengupayakan pemanfaatan surplus listrik untuk kegiatan produktif seperti mining kripto dan operasional pusat data. Menurut Saqib, lokasi pusat mining akan ditentukan berdasarkan ketersediaan kelebihan listrik di tiap wilayah. Sejumlah provinsi tercatat memiliki surplus daya secara konsisten, yang bisa dimanfaatkan tanpa membebani sistem kelistrikan secara nasional.

Selain itu, penggunaan surplus listrik juga akan diarahkan untuk pusat data AI, yang membutuhkan beban komputasi besar secara berkelanjutan. Karakteristik ini cocok dengan pola pasokan listrik berlebih yang bersifat tidak tetap.

Saat ini, pemerintah Pakistan masih berdiskusi dengan berbagai perusahaan penambangan untuk membahas infrastruktur, skema pembelian energi, dan kepatuhan terhadap protokol teknis.

Baca juga: Pakistan Berencana Legalkan Kripto

Tunjuk Changpeng Zhao Jadi Dewan Kripto

Inisiatif ini menyusul bergabungnya Co-Founder dan mantan CEO Binance, Changpeng Zhao, sebagai penasihat strategis bagi Dewan Kripto Pakistan. Nantinya, Zhao dikabarkan akan memberikan dukungan dalam pengembangan infrastruktur blockchain, penyusunan kerangka regulasi, serta membantu pelaksanaan inisiatif kripto nasional.

Keterlibatan Zhao sebagai penasihat merupakan bagian dari dorongan kelembagaan yang lebih besar dalam membangun ekosistem blockchain dan kripto di Pakistan. Salah satu fokus utamanya adalah menciptakan regulatory sandbox, yakni ruang uji coba bagi startup fintech dan proyek kripto agar dapat beroperasi dengan pengawasan terbatas sembari kebijakan final dikembangkan.

Saqib mengungkapkan bahwa Pakistan memiliki sekitar 15 hingga 20 juta pengguna kripto, meski belum ada regulasi resmi. Negara ini juga tercatat sebagai ekonomi freelance terbesar ketiga di dunia.

Melihat potensi tersebut, pemerintah ingin menjadikan sektor blockchain dan AI sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi digital. Salah satu langkah konkret yang dirancang adalah program pelatihan bagi generasi muda di bidang blockchain, keuangan terdesentralisasi (DeFi), dan pemodelan AI. Tujuannya adalah mencetak talenta digital yang dapat memenuhi kebutuhan industri dalam negeri sekaligus ekspor jasa teknologi ke pasar global.

Baca juga: Eks CEO Binance Dipilih Jadi Penasihat Dewan Kripto Pakistan